Saturday, April 4, 2009

Abu Bakar Ba'asyir

Sudah sejak peristiwa 1 Juni 2008 yang lalu yang lebih dikenal "Peristiwa MONAS" maka saya tidak pernah lagi berkumpul dengan aktifis pergerakan ISLAM. Pertama, karena sejak Agustus 2008 saya pergi meninggalkan Indonesia untuk belajar dakwah cara Rasulullah sholollhuwa'alaihi wasalam dan juga belajar hidup dengan melihat cara hidup masyarakat yang Islami dibeberapa negara. Saya pulang diawal tahun 2009 ini, sehingga segala kegiatan politik dan perjuangan Islam terutama yang berkaitan dengan pembubaran Ahmadiyah tidak lagi kami ikuti kegiatannya secara langsung.
Kedua, saya lebih memusatkan perhatian kepada dakwah langsung pada umat yang memang sangat terasa sekali membutuhkan hal itu. Ketiga, saya merasa bahwa ada juga beberapa kawan-kawan yang sudah melakukan hal itu, dan saya merasa kita hanya berbagi tugas saja.

Demikian juga pertemuan dengan Al Mukaroom Sayyid Syaikh Uztad Abubakar Ba'asyir juga tak pernah lagi dilakukan. Namun ada berita yang menarik tentang Syaikh Abubakar Ba'asyir ini ketika saya dalam perjalanan keluar negeri, yaitu tentang prinsipnya mengenai hak mutlak yang melekat pada diri seorang Amir.

Hal inilah yang penting dan diperjuangkan oleh Uztad Abubakar Ba'asyir, sehingga gesekan pendapat tak dapat dihindari lagi.
Akibatnya Terhitung sejak tanggal 13 Juli 2008, Ustadz Abu Bakar Ba'asyir resmi mengundurkan diri dari Majelis Mujahidin. Hal ini seperti yang telah dia sampaikan dalam sebuah kesempatan dalam agenda rapat AHWA (Ahlul Halli Wal Aqdi) Majelis Mujahidin yang di adakan tanggal 13 Juli lalu di markaz pusat Majelis Mujahidin, Yogyakarta.

Dalam kesempatan itu, Ustadz Abu juga menyampaikan peringatan terakhirnya kepada jajaran pengurus Majelis Mujahidin yang menolak gagasannya untuk memperbaiki sistem keorganisasian MMI yang dinilainya masih tidak sesuai dengan syariat.

Abu Bakar Ba'asyir sendiri melihat bahwa sistem keorganisasian yang ada di MMI masih seperti layaknya organisasi jahiliyah yang menjadikan pemimpin hanya sebagai simbol yang menjalankan keputusan rapat majelis tertingginya dan pemimpin tidak memiliki otoritas apapun untuk mengambil keputusan jika bertolak belakang dengan hasil keputusan rapat.

"Sistem kepemimpinan seperti ini tidak ada dalam sejarah Islam. Dalam Islam, hanya mengenal sistem berorganisasi yang di sebut dengan jamaah wal imamah yaitu pemimpin mempunyai otoritas penuh untuk mengambil keputusan setelah bermusyawarah dengan majelis syuro, lalu amir-lah yang mengambil keputusan akhir walaupun keputusan itu tidak populer dalam majlis syuro, dan seluruh anggota baik di majelis syuro hingga tingkat bawah harus sami'na wa atha'na siap taat melaksanakan bersama." kata Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dalam sebuah kesempatan menerangkan sistem yang benar dalam berorganisasi dalam Islam.

"Tujuan perjuangan MMI sudah benar yaitu untuk menegakkan syariat islam di Indonesia dan jalan yang dipilih untuk mencapai cita-cita itu juga sudah benar yaitu dakwah wal jihad, tetapi sistem keorganisasiannya inilah yang masih perlu diperbaiki, dan saya sebagai pemimpin merasa bertanggung jawab untuk meluruskan jika ada yang masih kurang tepat dalam organisasi yang saya pimpin, itu konsekwensi seorang pemimpin." katanya.

Walau demikian, dalam surat pengunduran resmi yang beliau kirimkan ke markaz pusat MMI dan berbagai LPW dan LPD MMI di berbagai daerah, Ba'asyir menyatakan masih siap bekerjasama dengan MMI dalam hal hal yang sesuai dengan syariat Islam.

Saya sendiri menganggap Syaikh Abubakar Ba'asyir adalah seorang yang teguh memegang prinsip ISLAM sehingga beliau rela mengundurkan diri demi prinsip tersebut. Memang begitulah Uztad Abu, sejak saya sering menghadiri sidang pengadilannya setiap hari Rabu setiap minggu di KEMAYORAN tahun 2002 saya sudah melihat sosok yang teguh dalam ber ISLAM. Syaikh Abubakar Ba'asyir bukan pribadi yang sembarangan, dia bukan seseorang yang gampang kompromi, nyawanya dia pertaruhkan demi ISLAM, sudahkah kita pernah membela agama ISLAM ketika dicederai?
Dalam suasana damai JIHAD diartikan sebagai dakwah, dan dikala perang maka jihad adalah angkat senjata untuk membela agama. Itulah sunnah Rasulullah s.a.w.







Sumber : http://syaikhmuhammad.multiply.com/journal/item/13/Syaikh_Abubakar_Baasyir_dan_Musyawarah_dalam_ISLAM

No comments: